Minggu, 24 Juni 2012

INVESTASI DAN PENANAMAN MODAL


INVESTASI DAN PENANAMAN MODAL

·         INVESTASI
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
faktor-faktor yang mempengaruhi investasi:
pertama prospek ekonomi di masa yang akan datang. Dengan adanya ketidakpastian serta banyaknya kondasi ekonomi Indonesia yang akan datang menjadikankegiatan mendapatkan modal menjadi tidak mudah.
Kedua keuntungan yang di capai perusahan semakin besar keuntungan yang di perolehmaka semakin terbuka pula kesempatan  sebagian dari  keuntungan tersebut untuk di investasikan.
Ketiga perubahan perkembangan teknologi purubahan dan perkembanggan teknologi, semakin cepat teknologi maka semakin banyak pelaku usaha untuk mengivestasikan dananya untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Keempat kestabilan ekonomi Negara jika Indonesia mampu menjamin kestabilan dalam bidang ekonomi, npolitik, social dan budayaserta pertahanan maka akan mendorong iklim investasiyang aman bagi investor.
Kelima tingkat suku bunga tingat suku bunga yang tinggi akan menyebabkan dana yang di peroleh dari investasi menjadi mahal. Akibatnya akan membebani proses produksi dengan biaya yang tinggi yang berakinar tidak efesiennya output yang di hasilkan.

·         PENANAMAN MODAL DALAN NEGERI
Investasi penanaman modal dalam negeri  telah di atur dalam undand-undang no 6 tahun 1968.
Penanaman modal dalam negeri lebih di arahkan untuk:
Ø  Memperkokoh struktur negeri secara umum dengan memprioritaskan industry yang mampu mengolah bahan baku.
Ø  Prioritas kepada industry yang dapat menghasilkan mesin produksi sendiri.
Ø  Di arahkan ke proses penyebaran tenaga kerja senanyak-banyaknya
Ø  Dapat menyebar ke luar pulau jawa agar pembangunan dapat lebih merata di seluruh wilayah Indonesia. Penyebab pulau jawa masih menjadi konsentrasi penanaman modal karena investor lebih berorientasi pada pasar dan pulau jawa yang memenuhi kriterian tersenut karena sebagian penduduk indonesai berada di pulau jawa.

·         PENANAMAN MODAL ASING
Secara makro perekonomian suatu Negara akan berkembang jika tabungan masyarakat mengibangi kebutuhan investasi.
Di sisi lain masuknya modal asing menjadi pro kontrak meangapinya. Beberapa alas an ekonomi yang menentang penanaman modal asing di karenaka :
Ø  Sangat jarang perusahan multinasional bersedia menanamkan kembali keuntungan yang di perolenya ke Negara berkembang
Ø  Dilihat dari neraca pembayaranya perusahan-perusahan multinasional dapt menyebabkan penurunan devasat Negara baik melalui neraca berjalan maupun lewat neraca lalu lintas modalnya,
Ø  Meskipun perusahan multinasional turit menyetor pajak kepada Negara namun mereka sering menerima kerinngan pajak darpemerintah
Ø  Tidak jarang tujuan transfer teknologi tidak berjalan dengan lancer,
Sedangkanpendapat yang bersifat non ekonomi di antaranya adalah:
Ø  Perusahan multinasional sering memilki kedudukan sebgai kegiatan monopolis
Ø  Perusahan multinasional tidak jarang hanya memproduksi komoditi untuk kalangan tertentu saja.
Ø  Perusahan mulinasional dapat mempertajam kesejangn nasional.
Ø  Perusahan multinasional dapat menggunakan kekuatan ekonomi untuk menekan pemerintah.
Ø  Perusan multinasional dapat menekan pajak local dengan ‘transfe princing’
Beberapa alasan pemerintah membutuhkan uluran penananam modal:
Ø  Kemampuan menabung masyarakat Indonesia yang belum smpurna
Ø  Masih banyak sector yang belum dapat di kelola sendiri
Ø  Belum efesiensinya produksi untuk jenis-jenis komoditas tertentu.
Ø  Meskipun masih sedikit kita dapat elajar dan proses kemampuan dari perusahan multinasional tersebut. Disamping perusahan tersebut turut membantu pemerintah membuka pusat usaha baru di tempat yang selama ini jauh dari kegiatan ekonomi.


REFERENSI:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab9-investasi_dan_penanaman_modal.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi

MASALAH POKOK PEREKONOMIAN INDONESIA


MASALAH POKOK PEREKONOMIAN INDONESIA

A.      PENGANGURAN
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
  • Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
  • Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
  • Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
  1. Akibat permintaan berkurang
  2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
  3. Akibat kebijakan pemerintah
  • Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
  • Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
  • Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
  • Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
CIRI PENGANGGURAN:
  • Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
  • Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
  • Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
INFLASI
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Dampak
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

REFERENSI:
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran

KEBIJAKAN PEMERINTAH


KEBIJAKAN PEMERINTAH 

kebijakan selama
Ø  Periode 1966-1969
Kebijakan pemerintah pada masa ini lebih di arahkan ke proses perbaikan dan pembersihan semua sektor dari pemerintahan orde lama. Terutama dari paham komunis. Di masa ini kebijakan  pemerintah dalam pengupayakan penurunan tingkat inflasi yang masih tinggi. Kebijan ini cukup berhasil menekan inflasi -/+ 650% menjadi hanya-/+ 10%.
Ø  Periode pelita I
Kebijakan pada periode ini dimulai dengan :
1.      peraturan pemerintah NO.16 tahun 1970, mengrnai penyempurnaan tata niaga bidang eksport dan import.
2.      Peraturan agustus 1971, mengenai devaluasi  mata uang rupiah terhadap dolar, dengan sasarn pokoknya adalah:
Kstabilan harga bahan pokok
Peningkatan nilai eksport kelancaraan import
Kelancaran import
Penyabaran barang di luar negeri
Ø  Periode pelita II
Periode ini diisi  dengan kebijakan:
Pekreditann untuk mendorong para eksportir kecil dan menengah, dan untuk mendorong kemajuann usaha kecil dengan product kredit investasi kecil (KIK)
1.      Kebijakan fiskal adlah menghapus pajak eksport untuk meningkatkan daya saing komoditif eksport di pasar dunia dann untuk manggalakan penanaman modal di dalam negeri. Di antarnya dengan kebijakan:
Ø  Naiknnya cadangan devisa dari$ 1,8 milyar menjadi $ 2,8 milyar
Ø  Naiknya tabungan pemerintah dari 225 miliyarmenjadi 1522 miliyar
2.      Kebijakan 15 nopember1978 (KNOP 15), yaiutu kebijakan moneteruntuk menikan produksi nasional.
Ø  Adanya inflasi besar rata-rata 34%, sehingga komoditas eksport Indonesia menjadi mahal di pasr dunia sehinnga kurang bersaing dengan produk sejenis dari Negara lain.
Ø  Adanya resensi krisis dunia pada tahun1979
Selain KNOP di dukung kebijaksanaan pemerintah devaluasimrupiah dari RP 415/$ menjadi RP625/$
Ø  Perode pelita III
Periode ini di warenaidengan devist Neraca erdangan Indonesia, di sebabkan nerena diterapkan tindaka  proteksi dan kouta Negara-negar  komoditas eksport di Indonesia.
Ø  Paket januari 1982, berisi mengenai tatacara pelaksaan eksport inport adan lalu lintas Negara. Kebijakan ini di beri kemudahan dalam hal pajak  yang sikenalkanterhadap komoditas eksport kebijakan ini kuirang membawa hasil karena terjadinmya resensi dunia yang belum berakhir
Ø  Paket kebijakan jual beli (counter purchase) yang di kemuarkan untuk menunjang paket januari di atas. Dalam kebijakan tersirat keharusan eksportirbluar negari untuk membeli product Indonesia dalam jumlah yang sama. Kebijakn ini kurang berhasil karena adanya resesi. Adanya resensi menjadi naiknya inflasi sehinga tabungan masyarakat menurun dan investasi berkurang.
Ø  Kebijan devaluasi 1983, yaitu menurunya nilai tukar rupiah terhadap dolar dariRP 625/$ menjadi RP 970/$ dengan harapan:
Ø  Gairah eksprt dapat meningkst, sehinga penerimaan menjadi lebih banyak.
Ø  Komoditas eksport lebih mahan karena di butuhkannyabenyak rupiah untuk mendapatkannya. Dengan demikian  agar industrinegeri dapat berkembang dan meningkat produkfitasnya.
Ø  Periode pelita IV
Beberap kebijakan pemerintah yaitu:
Ø  Kebijakan INPRES no 4 tahun 1985, kebijakan ini dilator belakangi untk meningkatkaneksport non migas. Lanhkah-langkah yang di ambil yaitu:
A.      Memberabtas pungli
B.      Mempermudah prosedur kepabeanan
C.      Menghapus dan memberantas biaya-biaya siluman
Ø  Paket kebijakan 6 mei 1986 (PAKEM) tujaunnya untuk mendoeong swsta di bidang eksport maupun penanaman modal
Ø  Paket devaluasi 1986, tindakan ini di karenakan jatuhnya harga minyak bumi di dunia yang mengakibatkan penerimaan pemerintah turun. Kebijakan ini di dukung dengan pinjaman dari luar negeri.
Ø  Paket kebijaksaan 25 oktober1986 yang merupaknn deregulisasi di bidang perdagangan, moneter, penanaman modal dengan cara:
A.      Penuruna bea masuk umport untuk komoditas bahan penolongdan bahan baku
B.      Preksi produksi yang lebih efisien
C.      Kebijakan penanaman modal
Ø  Paket kebijakansanaan 15 januari 1987, melakukan peningkatan efisiensi, invasi, dan produkvitasi  beberapa sektor industry dalam rangka meningkatkan non migas. Lankah yang di tempuh:
A.      Penyenpurnaan dan penyederhanaamketentuan import
B.      Pembebasn keringan dalam bea masuk
C.      Penyempurnaan klarifikasi  barangnnya.
Ø  Paket kebijaksanaan 24 desember 1987(PAKDES). Melakukan restrukturisasi bidang ekonomi
Ø  Paket 27 oktober 1988, paket deregulasi utuk menggairahkan pasar modal.
Ø  Peket kebijaksanaan 21 noveber 1988 (PAKNOV) kebijaksanaan  bidang keuangan dengan memberikan kelleluassan pasar modalmelakukan deregulasi dan debirokratisasi di bidang perdagangan dan hubungan laut.
Ø  Paket kebijaksannan 20 deseber 1988 (PAKDES) kebijaksanaan di bidang keuangan dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif.
Ø  Periode pelita V
Kebijaksanaan pemerintah selama pelita V di arahkan kepada pengawasan pengendalian dan upaya kondusif guna mempersiapkan proses tingganl landsas menuju pembanguna jangka panjang.

KEBIJAKAN MONETER
            Kebijaksannan moneter adalah sekumpulan tindakan pemerintahdi dalam mengatur perekonomianmelalui peredaran mata uang dan tinkat suku bunga. Kebijakasanaan ini di jalankan pemerintah melalui lembga keuangan yang bi sebut bank Indonesia. Tugas bank Indonesia:
Ø   Sebagai bank pemerintah dalam arti membantu pemerintah dalam mengelola dana pemerintah
Ø  Sebagai bank umum, membantu bank umum dalam operasional
Ø  Sebagi lembaga pangawas lembaga keuangan
Ø  Sebagai pengawas kegiatan ekonomi di sektor luar negeri
Ø  Memperlancar kegiatan perekonomian.
Kebijaksanaan monter ini di bagi menjadi 2 kelompok:
Kebijaksanaan Moneter Kuantitatif
Kebijaksanaan ini dijalankan dengan mengatur uang beredar dan tingkat suku bunga dari segi kuantitasnya. Kebijaksanaan ini dijalankan dengan 3 cara, yaitu :
Ø  dengan melakukan operasi pasar terbuka.
Ø  dengan merubah tingkat suku bunga diskonto.
Ø  dengan cara merubah prosentase cadangan minimal yang harus dipenuhi
oleh setiap bank umum.
Kebijaksanaan Moneter Kualitatif
Kebijaksanaan moneter kualitatif adalah dengan mengatur dan menghimbau pihak pihak bank      umum/lembaga keuangan lainnya guna mendukung kebijaksanaan kuantitatif
yang sedang dijalankan.


Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
  • Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
  • Pola persebaran sumber daya
  • Distribusi pendapatan


REFERENSI:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab7-kebijaksanaan_pemerintah.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_fiskal

PERAN SEKTOR LUAR NEGERI PADA PEREKONOMIAN INDONESIA


PERAN SEKTOR LUAR NEGERI PADA PEREKONOMIAN INDONESIA

PERDAGANGAN ANTAR NEGARA
Perdangan luar negeri merupakan sumber kemakmuran Negara. Maka mutlak Negara tersebut harus melakukan perdangan denagn negara lain.
Babarapa alasan suatu Negara membutukan Negara lain dalam kehidupan ekonomi:
·         Tidak semua kenutuhan masyarakat dapat di penuhi oleh komoditi yang di hasilkan di dalam negeri
·         Keterbatasan konsuman, tidak semua hasil produksi dapat di pasarkan di dalam negeri
·         Sebagai saranauntuk melakukanproses ahli teknologi
·         Perdagangan antar Negara sebagai salah satu membina persahabtan
·         Secara matematis perdangan antar negar dapat mendatangkan keuntungan
HAMBATAN-HAMBATAN PERDAGANGGAN ANTARA NEGARA
Bentuk-bentuk hambatan perdangangan antara lain:
NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI INDONESIA
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
  1. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
  2. Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
PERAN KURS VALUTA ASING
Kurs valuta asing sering di artikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu Negara yang harus dikorbankan /dikeluarkan untukmendapatkan satu unit mata uang asing.
Beberapa istilah yang biasanya berkaitan dengan kurs valuta asing:
Depresiasi adalah turunya nilai tukar rupiah terhadap nata uang asing (dolar)
Apresiasi adalah kebalikan dari depresiasi rupiah
Spot rate adalah nilai tukar yang masa berlakunyahanya dalam waktu 2x24 jam saja.

REFERENSI:
http://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_pembayaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Hambatan_perdagangan
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab6-peran_sektor_luar_negeri_pada_perekonomian_indonesia.pdf